Selasa, 04 Desember 2012

Masjid Kemayoran :)

Berikut adalah sejarah singkat masjid Kemayoran Surabaya :)
Selamat membaca :D


ASAL USUL
Konon Masjid tersebut didirikan oleh Belanda pada sekitar tahun 1750. Sejarahnya begini Masjid Kemayoran Surabaya , nama aslinya masjid Raudlatul musyawwarah . Dulu sebetulnya Masjid itu berdiri di diatas Tanah yang sekarang Tugu Pahlawan di surabaya. Ketika datang belanda mereka mendirikan kantor Gubernuran yang sekarang dikantor Gubernuran Jawa Timur. Kemudian Belanda mau mendirikan kantor Pengadilan didepan kantor Gubernuran yaitu pas di Masjid. Maka oleh Belanda Membongkar Masjid tersebut tapi masyarakat melawan. Kemudian terjadi pertempuran antara masyarakat yang membela keberadaan Masjid dengan Belanda. Tapi Karena Masyarakat yang bersenjatakan seadanya banyak korban diantaranya seorang kyai. Kemudian korban masyarakat dan kyai oleh kebiadaban belanda tersebut dimakamkan yang sekarang yaitu makam Tembaan. Hal ini menimbulkan kemarahan masyarakat Surabaya meluas. Untuk meredakan situasi yang memanas akhirnya belanda berunding dengan tokoh masyarakat dan mau mengganti yaitu mendirikan Mesjid yang sekarang masih ada keberadaannya di Jalan Indrapura Surabaya.

Masyarakat menamakan Masjid Kemayoran Karena Tanah yang dibangun Masjid tersebut adalah bekas rumah Seorang Mayor Angkatan Darat Belanda. Pada Zaman Perjuangan Kemerdekaan Mesjid Tersebut merupakan Markas Pejuang Hizbullah yaitu tepatnya di SMPN 2 Surabaya. Yang dulunya merupakan SD Islam milik yayasan Mesjid.

Zaman Sekarang Masjid tersebut dikelola oleh Yayasan Takmirul Masjid Kemayoran yang mempunyai Sekolah dari TK, SD, SMP dan SMA. Sudah selayaknya Masyarakat dan Pemerintahan perlu memperhatikan keberadaan Masjid tersebut dan Yayasan Sekolahnya yang sudah kelihatan Tua. Dibandingkan didaerah lain yang Masjidnya Bagus-bagus.



Masjid ini terletak di  Jl. Indrapura dan hingga kini masih ada dan berfungsi sebagai tempat ibadah umat Islam. Menurut sejarah, masjid tersebut merupakan hadiah dari Gubernur Hindia Belanda untuk pemeluk agama Islam di Surabaya. Hal itu tertulis di bagian atap (yang kemudian juga ditulis lagi dalam prasasti) dengan menggunakan tulisan Jawa. Kala itu Bupati Negeri Soerabaia adalah Tumenggung  Kromojoyodirono (1772-1776).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar